Peran Akuntansi dalam Meningkatkan Kepercayaan Investor

Pemerintah Indonesia terus mengupayakan peningkatan investasi asing sebagai strategi utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pada tahun 2025 pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk sektor-sektor prioritas, antara lain pendidikan (Rp724,3 triliun), perlindungan sosial (Rp504,7 triliun), infrastruktur (Rp400,3 triliun), kesehatan (Rp197,8 triliun), dan keamanan (Rp375,9 triliun). Langkah ini tidak hanya menciptakan stabilitas ekonomi, tetapi juga mendorong penguatan daya tarik investasi asing.

Namun, kepercayaan investor asing terhadap iklim investasi suatu negara tidak hanya bergantung pada kebijakan makroekonomi atau insentif fiskal, tetapi juga pada transparansi dan akuntabilitas pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di negara tersebut. Di sinilah akuntansi memainkan peran strategis dalam meningkatkan kepercayaan investor.

Peran Akuntansi dalam Menunjang Kepercayaan Investor

  1. Transparansi melalui Laporan Keuangan yang Kredibel
    Laporan keuangan adalah salah satu sumber utama informasi bagi investor untuk menilai kinerja dan kesehatan keuangan suatu perusahaan. Penyusunan laporan keuangan yang mengikuti standar internasional seperti International Financial Reporting Standards (IFRS) memberikan kejelasan dan konsistensi, yang mempermudah investor asing dalam memahami data keuangan perusahaan Indonesia.
  2. Audit Independen sebagai Jaminan Akurasi
    Akurasi data keuangan sangat penting bagi investor dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan yang diaudit oleh auditor independen memberikan jaminan bahwa informasi yang disajikan tidak mengandung bias atau manipulasi. Hal ini menjadi indikator utama bagi investor untuk menilai tingkat kepercayaan mereka terhadap perusahaan.
  3. Penguatan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance)
    Akuntansi yang baik juga berperan dalam membangun tata kelola perusahaan yang kokoh. Dengan sistem akuntansi yang terstruktur, perusahaan dapat mengelola keuangan secara efisien, mematuhi peraturan hukum, dan menghindari praktik korupsi. Investor cenderung tertarik pada perusahaan yang memiliki tata kelola yang baik karena hal tersebut mencerminkan stabilitas dan keamanan investasi.
  4. Adaptasi Teknologi Digital dalam Sistem Akuntansi
    Di era digital, pengadopsian teknologi akuntansi berbasis Artificial Intelligence (AI) atau blockchain dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi proses pencatatan keuangan. Teknologi ini meminimalkan risiko kesalahan manual serta memungkinkan investor untuk memonitor data secara real-time, sehingga memperkuat kepercayaan.
  5. Penyajian Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting)
    Selain laporan keuangan konvensional, penyajian laporan keberlanjutan (sustainability reporting) yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) kini menjadi perhatian utama bagi investor global. Akuntansi yang mendukung pelaporan ESG dapat meningkatkan daya tarik perusahaan Indonesia bagi investor asing yang memprioritaskan keberlanjutan.

Dampak Langsung Akuntansi terhadap Investasi Asing

Peran akuntansi dalam membangun kepercayaan investor telah terbukti penting. Pada tahun 2023, Indonesia mencatat realisasi investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) sebesar Rp654,4 triliun, yang sebagian besar mengalir ke sektor manufaktur, infrastruktur, dan energi terbarukan. Transparansi keuangan dan tata kelola yang baik berkontribusi terhadap peningkatan ini.

Pemerintah juga berkomitmen untuk terus memperkuat sistem akuntansi di sektor publik dan swasta melalui pelatihan tenaga profesional, digitalisasi proses akuntansi, dan penerapan regulasi ketat. Hal ini diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan investasi asing di tahun-tahun mendatang.

Dengan sistem akuntansi yang kuat dan terpercaya, Indonesia tidak hanya menarik lebih banyak investor asing, tetapi juga menciptakan iklim usaha yang kompetitif, stabil, dan berkelanjutan. Keberhasilan ini akan menjadi pendorong utama bagi tercapainya target pembangunan ekonomi nasional yang inklusif dan berdaya saing global.

Sumber: Kemenkeu RI, OJK, BKPM

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *