Proyek Danantara: Analisis Ekonomi dan Pengawasannya

Bab 1: Pendahuluan


Pada Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pembentukan Proyek Danantara sebagai inisiatif strategis dalam mengelola kekayaan negara dan meningkatkan efisiensi aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Proyek ini didesain sebagai sovereign wealth fund (SWF) yang berfungsi untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara, termasuk privatisasi BUMN tertentu, guna meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di tingkat global. Tujuan utama Proyek Danantara adalah untuk menarik investasi dalam skala besar, baik dari dalam maupun luar negeri, dengan mengelola aset negara secara lebih profesional dan berorientasi pada profitabilitas. Dengan pendekatan ini, diharapkan negara dapat mengurangi beban fiskal dari subsidi terhadap BUMN yang kurang efisien dan mengalokasikan dana secara lebih efektif untuk proyek infrastruktur, energi terbarukan, dan industri strategis lainnya. Pemerintah menargetkan pengelolaan dana awal sebesar 20 miliar dolar AS dengan proyeksi
pertumbuhan aset hingga 900 miliar dolar AS dalam beberapa dekade ke depan. Namun, proyek ini tidak lepas dari kontroversi dan perdebatan publik. Salah satu kekhawatiran utama adalah risiko privatisasi aset negara yang dapat berujung pada monopoli sektor tertentu oleh investor swasta, mengurangi kontrol pemerintah terhadap sektor strategis. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana juga menjadi sorotan, mengingat pengalaman buruk beberapa negara dengan SWF yang mengalami kasus korupsi dan mismanajemen. Beberapa pihak juga mempertanyakan mekanisme pengawasan proyek ini, terutama karena adanya kebijakan yang mengecualikan pengurus Danantara dari regulasi anti-korupsi yang berlaku di Indonesia. Perdebatan ini menunjukkan bahwa Proyek Danantara adalah langkah besar yang membawa peluang sekaligus tantangan. Oleh karena itu, analisis ekonomi dan sistem pengawasannya menjadi aspek krusial dalam menilai efektivitas dan dampak jangka panjang proyek ini terhadap perekonomian nasional.

Bab 2: Deskripsi Proyek Danantara


Proyek Danantara dirancang sebagai sovereign wealth fund (SWF) yang bertujuan untuk mengelola aset negara secara lebih profesional dan mengoptimalkan nilai ekonominya. Dengan dasar hukum yang masih dalam tahap
penyempurnaan, proyek ini diharapkan dapat menjadi instrumen utama dalam menarik investasi global serta meningkatkan efisiensi pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

2.1 Struktur dan Mekanisme Kerja


Proyek Danantara beroperasi dengan struktur yang terdiri dari dewan
pengawas dan manajemen eksekutif. Dewan pengawas terdiri dari para pejabat
pemerintah serta profesional independen yang bertanggung jawab memastikan
kebijakan investasi sejalan dengan kepentingan nasional. Sementara itu,
manajemen eksekutif akan bertugas menjalankan operasional dan strategi investasi
yang telah disetujui.
Dana awal yang dialokasikan untuk Danantara berjumlah sekitar 20 miliar
dolar AS, yang berasal dari berbagai aset negara, termasuk perusahaan BUMN
strategis. Aset-aset ini akan dikelola dan diinvestasikan ke sektor-sektor yang
dianggap memiliki potensi pertumbuhan tinggi, seperti energi terbarukan,
infrastruktur, manufaktur canggih, dan teknologi kecerdasan buatan (AI).
2.2 Target Investasi dan Strategi Pengembangan
Danantara memiliki target investasi yang mencakup berbagai sektor utama
ekonomi Indonesia, dengan tujuan meningkatkan daya saing nasional di pasar
global. Beberapa sektor prioritas investasi meliputi:
● Energi Terbarukan: Pengembangan proyek energi hijau untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil.
● Infrastruktur: Membangun dan meningkatkan jaringan transportasi serta
fasilitas publik lainnya.
● Manufaktur Canggih: Meningkatkan daya saing industri dalam negeri melalui
otomatisasi dan inovasi.
● Teknologi AI dan Digitalisasi: Mengembangkan ekosistem teknologi digital
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan.
Sebagai langkah mitigasi risiko, Danantara menerapkan strategi diversifikasi
investasi dengan menempatkan dana di berbagai sektor dan wilayah geografis.
Selain itu, keterlibatan mitra strategis dari berbagai negara juga diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan investor global.
2.3 Tantangan dalam Implementasi
Meskipun memiliki potensi besar, implementasi Proyek Danantara
menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
● Risiko Tata Kelola: Menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan dana.

● Ketidakpastian Regulasi: Adanya perubahan kebijakan yang dapat
mempengaruhi stabilitas investasi.
● Resistensi Publik: Kekhawatiran terkait privatisasi BUMN dan dampaknya
terhadap akses layanan publik.
Dengan strategi yang tepat, Danantara dapat menjadi instrumen yang efektif
dalam mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia, namun pengawasan yang
ketat dan kebijakan yang jelas tetap diperlukan untuk memastikan kesuksesannya.

Bab 3: Analisis Ekonomi Proyek Danantara
3.1 Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Proyek Danantara dirancang untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan
aset negara dengan mengkonsolidasikan dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki oleh BUMN. Dalam praktiknya, banyak BUMN yang selama ini
beroperasi dengan tingkat efisiensi yang rendah akibat birokrasi yang kompleks dan
manajemen yang kurang optimal. Dengan adanya Danantara, aset-aset strategis
akan dikelola secara lebih profesional berdasarkan prinsip bisnis yang kompetitif.
Harapannya, aset negara yang sebelumnya kurang produktif dapat menghasilkan
nilai ekonomi yang lebih besar, sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional tanpa membebani anggaran negara.
Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan
Indonesia pada pembiayaan eksternal, terutama dari utang luar negeri. Dengan
mengelola kekayaan negara secara mandiri dan mengundang investasi berbasis
ekuitas (bukan pinjaman), Danantara memungkinkan Indonesia untuk mendanai
proyek modernisasi nasional tanpa harus menambah beban utang. Hal ini menjadi
langkah strategis untuk menjaga stabilitas fiskal negara dalam jangka panjang serta
mengurangi risiko terhadap tekanan ekonomi global yang dapat timbul akibat
fluktuasi nilai tukar atau perubahan kebijakan moneter negara-negara besar.
Lebih jauh, Danantara diposisikan sebagai motor utama dalam pendanaan
proyek-proyek modernisasi nasional, termasuk infrastruktur, digitalisasi industri, dan
energi terbarukan, tanpa mengandalkan pinjaman dari institusi keuangan global.
Dengan model pembiayaan berbasis investasi ini, Indonesia dapat tetap melakukan
pembangunan berskala besar tanpa harus bergantung pada utang luar negeri yang
berpotensi membebani generasi mendatang. Pendanaan ini juga diharapkan dapat
mendorong transformasi industri di dalam negeri dan meningkatkan daya saing
produk nasional di pasar global.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, implementasi proyek ini dapat memberikan
dampak positif yang signifikan. Dengan adanya investasi di sektor strategis, akan

terjadi peningkatan aktivitas ekonomi yang pada akhirnya berdampak pada
pertumbuhan PDB nasional. Sektor-sektor seperti infrastruktur, energi, dan
manufaktur canggih yang menjadi prioritas Danantara diprediksi akan mengalami
lonjakan investasi, sehingga meningkatkan output industri dan mempercepat
industrialisasi. Selain itu, penciptaan lapangan kerja menjadi dampak langsung yang
dapat dirasakan oleh masyarakat. Pembangunan proyek-proyek baru dan
pengelolaan aset yang lebih produktif akan membutuhkan tenaga kerja dalam
jumlah besar, baik di sektor konstruksi, teknologi, maupun industri jasa terkait.
Dengan demikian, Danantara diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan
tingkat pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat
secara keseluruhan.
Namun, terdapat risiko bahwa privatisasi aset BUMN dapat menyebabkan
ketimpangan jika tidak diatur dengan baik, misalnya melalui monopoli oleh investor
swasta yang dapat mengurangi akses masyarakat terhadap layanan publik.
3.2 Potensi Risiko dan Ketahanan Ekonomi
Meskipun Proyek Danantara menjanjikan manfaat ekonomi yang besar,
terdapat beberapa risiko yang perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap ketahanan ekonomi nasional. Salah satu risiko utama adalah
ketergantungan terhadap investor asing. Jika sebagian besar pendanaan proyek ini
berasal dari modal luar negeri, Indonesia berisiko mengalami ketergantungan
terhadap kondisi ekonomi global. Dalam situasi ketidakstabilan ekonomi atau krisis
keuangan internasional, aliran investasi asing dapat terhenti atau bahkan ditarik,
yang berpotensi mengganggu keberlanjutan proyek-proyek yang telah berjalan. Oleh
karena itu, diperlukan strategi diversifikasi sumber pendanaan yang memastikan
keterlibatan investor domestik secara optimal serta mekanisme mitigasi risiko untuk
mengurangi dampak dari volatilitas pasar global.
Selain itu, fluktuasi nilai aset yang dikelola oleh Danantara juga menjadi
tantangan tersendiri. Nilai aset negara dapat mengalami perubahan signifikan akibat
dinamika pasar, perubahan kebijakan ekonomi, atau ketidakpastian geopolitik. Jika
tidak dikelola dengan baik, penurunan nilai aset dapat menyebabkan kerugian
finansial bagi negara dan menghambat tujuan proyek dalam jangka panjang. Oleh
karena itu, pengelolaan aset harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta
berbasis pada analisis risiko yang matang agar tetap memberikan keuntungan yang
berkelanjutan bagi perekonomian nasional.
Risiko lain yang tak kalah penting adalah potensi korupsi dan mismanajemen
dalam pengelolaan aset dan investasi. Mengingat skala proyek ini yang sangat
besar, terdapat kemungkinan terjadinya penyalahgunaan wewenang, pengelolaan
yang tidak transparan, atau praktik bisnis yang tidak etis. Pengalaman dari beberapa
sovereign wealth fund di negara lain menunjukkan bahwa tanpa tata kelola yang
ketat, proyek serupa dapat menjadi sarana penyalahgunaan dana negara. Oleh

karena itu, keberhasilan Danantara sangat bergantung pada penerapan mekanisme
pengawasan yang ketat, transparansi dalam pengelolaan keuangan, serta
akuntabilitas terhadap publik untuk memastikan bahwa proyek ini benar-benar
memberikan manfaat ekonomi yang optimal bagi negara dan masyarakat.
3.3 Efektivitas Privatisasi dalam Meningkatkan Efisiensi
Privatisasi aset BUMN menjadi salah satu elemen utama dalam strategi
Danantara. Secara teori, privatisasi dapat meningkatkan efisiensi dan mendorong
inovasi melalui persaingan yang lebih sehat di sektor ekonomi. Dengan
berkurangnya intervensi pemerintah dalam pengelolaan aset negara, perusahaan
swasta yang mengambil alih diharapkan dapat mengelola sumber daya dengan lebih
efektif, mengurangi inefisiensi birokrasi, serta meningkatkan kualitas layanan.
Namun, efektivitas privatisasi sangat bergantung pada regulasi yang diterapkan. Jika
tidak ada sistem pengawasan yang ketat, privatisasi justru dapat menimbulkan
berbagai masalah, seperti kenaikan harga layanan publik akibat perusahaan yang
berorientasi pada keuntungan semata. Selain itu, masyarakat, terutama kelompok
ekonomi bawah, dapat kehilangan akses terhadap layanan penting jika perusahaan
yang mengelola aset negara tidak mempertimbangkan aspek sosial dalam
bisnisnya. Oleh karena itu, kebijakan privatisasi harus diimbangi dengan mekanisme
kontrol yang ketat agar kepentingan publik tetap menjadi prioritas utama.
Pemerintah perlu memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya menguntungkan
sektor swasta, tetapi juga membawa manfaat bagi masyarakat luas melalui regulasi
yang jelas, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan sosial.

BAB 4: Pengawasan Dan Tata Kelola
Keberhasilan Proyek Danantara tidak hanya ditentukan oleh strategi
ekonominya, tetapi juga oleh sistem pengawasan dan tata kelola yang diterapkan.
Dengan skala proyek yang besar dan melibatkan aset negara yang signifikan,
diperlukan mekanisme pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa
pengelolaan kekayaan negara berjalan secara transparan, efisien, dan berorientasi
pada kepentingan publik.
4.1 Struktur Pengawasan
Salah satu aspek penting dalam pengawasan Proyek Danantara adalah
komposisi dewan direksi dan komisaris yang bertanggung jawab atas operasional
dan strategi proyek ini. Menteri BUMN Erick Thohir memiliki peran sentral dalam
memastikan bahwa Danantara tetap sejalan dengan kepentingan nasional dan tidak
hanya menguntungkan kelompok tertentu. Dengan pengalamannya dalam
restrukturisasi BUMN, Erick Thohir diharapkan dapat membawa pendekatan
manajemen yang lebih profesional dan akuntabel. Namun, pengawasan terhadap

dewan direksi dan komisaris tetap menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam
memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil tidak melenceng dari tujuan
utama proyek.
Selain itu, terdapat kekhawatiran publik terkait pengecualian pengurus
Danantara dari undang-undang anti-korupsi. Jika pengecualian ini benar-benar
diterapkan, maka dapat membuka celah bagi praktik bisnis yang tidak transparan
dan berpotensi merugikan negara. Tanpa pengawasan yang memadai, ada risiko
bahwa aset negara dikelola dengan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu,
bukan untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, regulasi yang mengatur proyek
ini harus tetap mengedepankan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas, serta
memastikan bahwa seluruh pengurus Danantara tetap tunduk pada hukum yang
berlaku guna mencegah terjadinya penyimpangan.
4.2 Standar Tata Kelola
Dalam pengelolaan kekayaan negara, penerapan standar lingkungan, sosial,
dan tata kelola (Environmental, Social, and Governance/ESG) internasional menjadi
aspek penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan mengikuti standar ESG, Proyek
Danantara dapat memastikan bahwa setiap kebijakan investasi dan privatisasi aset
negara tetap mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan dan sosial, bukan
hanya aspek keuntungan finansial. Komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan,
perlindungan hak pekerja, serta transparansi dalam pengelolaan keuangan menjadi
faktor utama dalam menjaga kredibilitas proyek ini di mata investor domestik
maupun internasional.
Namun, muncul kekhawatiran bahwa mekanisme transparansi dan
akuntabilitas dalam proyek ini belum sepenuhnya jelas. Beberapa laporan
menyebutkan bahwa Proyek Danantara tidak akan berada di bawah pengawasan
langsung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Jika hal ini benar, maka terdapat risiko bahwa pengelolaan aset
negara dalam Danantara tidak dapat diaudit secara independen oleh lembaga yang
berwenang, sehingga membuka peluang bagi praktik penyimpangan dan potensi
skandal keuangan. DPR sendiri telah membantah anggapan tersebut dengan
menyatakan bahwa akuntabilitas Danantara akan tetap terjamin, tetapi hingga saat
ini belum ada ketentuan resmi mengenai mekanisme audit dan pengawasan yang
akan diterapkan.
Untuk memperkuat akuntabilitas, mekanisme audit independen seharusnya
diterapkan sebagai bagian dari sistem pengawasan. Beberapa pengamat
menekankan bahwa audit independen oleh lembaga internasional serta transparansi
laporan keuangan yang dapat diakses publik merupakan langkah krusial untuk
mencegah potensi penyalahgunaan wewenang dan memastikan pengelolaan yang
akuntabel. Jika Proyek Danantara benar-benar dikecualikan dari pengawasan
lembaga seperti BPK dan KPK, maka perlu ada sistem lain yang dapat menjamin

transparansi, seperti pelaporan berkala kepada publik atau pembentukan lembaga
audit tersendiri yang independen dari pengurus proyek.
Dengan struktur pengawasan yang kuat dan penerapan tata kelola yang
sesuai dengan standar internasional, Proyek Danantara diharapkan dapat berjalan
secara transparan, efisien, dan tetap berorientasi pada kepentingan nasional.
Namun, tanpa regulasi yang ketat dan pengawasan yang optimal, proyek ini dapat
berisiko menimbulkan masalah baru dalam pengelolaan aset negara. Oleh karena
itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang
diterapkan dalam Danantara tetap mengedepankan prinsip tata kelola yang baik dan
akuntabilitas yang tinggi.

BAB 5: Simpulan
Proyek Danantara merupakan langkah ambisius pemerintah dalam mengelola
kekayaan negara melalui privatisasi aset BUMN dengan tujuan meningkatkan
efisiensi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada pembiayaan eksternal. Dari
segi ekonomi, proyek ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan aset
negara, mendorong modernisasi tanpa utang luar negeri, serta menciptakan
lapangan kerja baru. Namun, efektivitasnya sangat bergantung pada kebijakan
implementasi yang diterapkan. Jika tidak dikelola dengan baik, privatisasi dapat
menimbulkan risiko monopoli swasta, peningkatan harga layanan publik, serta
berkurangnya akses masyarakat terhadap layanan dasar.
Dari sisi pengawasan dan tata kelola, Proyek Danantara menghadapi
tantangan besar dalam memastikan transparansi dan akuntabilitasnya.
Kekhawatiran terkait pengecualian proyek ini dari pengawasan lembaga seperti BPK
dan KPK menimbulkan pertanyaan tentang potensi celah bagi praktik
penyimpangan. Selain itu, belum adanya kepastian mengenai mekanisme audit
independen semakin memperkuat urgensi untuk menerapkan standar tata kelola
yang lebih ketat. Oleh karena itu, pengawasan yang efektif harus melibatkan
regulasi yang jelas, transparansi dalam pengambilan keputusan, serta sistem audit
yang independen untuk menjaga kredibilitas proyek ini.
Untuk memastikan keberhasilan dan integritas Proyek Danantara, beberapa
rekomendasi perlu diterapkan. Pertama, pemerintah harus menetapkan regulasi
yang menjamin bahwa privatisasi aset negara tetap mempertimbangkan
kepentingan publik. Kedua, perlu adanya mekanisme pengawasan independen yang
dapat memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya menguntungkan
segelintir pihak. Ketiga, standar tata kelola berbasis ESG harus diterapkan secara
ketat guna memastikan proyek ini berjalan secara berkelanjutan dan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan maupun sosial.

Partisipasi publik juga menjadi elemen penting dalam memastikan
keberlanjutan proyek ini. Keterbukaan informasi serta keterlibatan masyarakat dalam
proses evaluasi kebijakan akan membantu menciptakan sistem pengawasan yang
lebih kuat. Selain itu, pengawasan dari media, akademisi, dan masyarakat sipil
dapat menjadi faktor penyeimbang dalam memastikan bahwa proyek ini tetap
berjalan sesuai dengan kepentingan nasional. Dengan regulasi yang tepat,
transparansi yang kuat, serta pengawasan yang ketat, Proyek Danantara memiliki
potensi untuk menjadi instrumen penting dalam memperkuat perekonomian nasional
tanpa mengorbankan kesejahteraan rakyat.

Daftar Pustaka
Bisnis.com. (2025, Februari 25). Opini – Model bisnis untuk Danantara. Bisnis.com.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20250225/9/1842355/opini-model-bisnis-untuk-dana
ntara
Financial Times. (2025, Februari 24). Indonesia’s plan for wealth fund controlled by
president stirs concern. Financial Times.
https://www.ft.com/content/42fb76f5-1217-4ecc-8a6b-b2ba6044da99
Hukumonline. (2025, Februari 25). Pengawasan dan tata kelola Danantara harus
lepas dari intervensi politik. Hukumonline.
https://www.hukumonline.com/berita/a/pengawasan-dan-tata-kelola-danantara-harus
-lepas-dari-intervensi-politik-lt67bc420639885
JakartaSatu. (2025, Februari 25). Analisis kritis seputar Danantara, BUMN,
manajemen aset, investasi, dan privatisasi. JakartaSatu.
https://jakartasatu.com/2025/02/25/analisis-kritis-seputar-danantara-bumn-manajem
en-aset-investasi-dan-privatisasi
Kumparan. (2025, Februari 25). Prinsip kontrak efisien dalam Danantara – Tantangan
tata kelola dan pengawasan. Kumparan.
https://kumparan.com/cakrush/prinsip-kontrak-efisien-dalam-danantara-tantangan-tat
a-kelola-dan-pengawasan-24bMo7u2nya

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *